Satu lagi amsal bijak yang sangat indah menurutku.Dalam
kehidupan sehari hari entah sebagai apapun profesimu seringkali kita menemui dilema
dalam menghadapi suatu permasalahan dan kita harus mengambil keputusan.
Suatu
keputusan terkadang dipengaruhi banyak hal.Salah satunya kepentingan kita
sendiri.
Dalam suatu keputusan terkadang timbul suatu celah yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,kelompok,golongan sehingga
merugikan orang lain.
Disinilah kita diuji…..Haruskah kita memfaatkan celah itu
dan merugikan orang lain ?
Pada orang2 yang takut akan Tuhan,biasanya ketika mengambil
keputusan yang salah akan menjadi beban di dalam hatinya bahkan termasuk dalam
memutuskan perkara yang sepele .Timbul rasa bersalah sehingga hati tidak
tenang,tidur tidak nyenyak bahkan timbul rasa khawatir apalagi suatu keputusan
yang diambil menyebabkan seseorang/kelompok/golongan menjadi teraniaya,
sementara hati kecil mengatakan bahwa keputusan yang dambil kurang tepat.
Jadi
ada baiknya pertimbangan dan kebijakkan selalu digunakan dalam mengambil suatu
keputusan.
Dalam contoh kasus “ disuatu tempat terjadi
kecelakaan,terdapat orang yang luka luka .Kemudian melintas sepeda motor dan
warga membawa korban kecelakaan itu ke RS terdekat berbonceng tiga dan hanya
pengemudi yang menggunakan helm.Ternyata di depan ada razia.Dan Pak Polisi
mencegat mereka….Jika anda yang menjadi Polisi tersebut apakah yang anda
lakukan ? Menilang mereka atau Memaafkan mereka ???.Disinilah kita mengerti apa
arti Pertimbangan dan Kebijaksanaan….
Berikut Salah Satu Peristiwa yang menjadi legenda tentang bagaimana
Raja Sulaiman dalam mengambil suatu keputusan 2900 tahun yang silam yang
bersumber dari Alkitab :
P. Lama: I Raja Raja:
3
3:16. Pada waktu itu
masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di
depannya.
3:17 Kata perempuan
yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan
aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu.
3:18 Kemudian pada
hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian,
tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja
dalam rumah.
3:19 Pada waktu malam
anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.
3:20 Pada waktu tengah
malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini
tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu
dibaringkannya di pangkuanku.
3:21 Ketika aku bangun
pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi
ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak
yang kulahirkan."
3:22 Kata perempuan
yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati."
Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati
dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
3:23 Lalu berkatalah
raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang
mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang
hidup."
3:24 Sesudah itu raja
berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja.
3:25 Kata raja:
"Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada
yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
3:26 Maka kata
perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas
kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya
bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain
itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
3:27 Tetapi raja
menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan
sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
3:28 Ketika seluruh
orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah
mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada
dalam hatinya untuk melakukan keadilan.